Mencintai Makanan

Tetes, Ramadlan 23

Andaikan pekerjaan berpuasa itu disukai, disenangi, digemari, atau dicintai oleh manusia, sepertinya Tuhan tidak akan mewajibkannya berpuasa. Demikianlah yang bisa dijangkau oleh logika dan prinsip sebab-akibat. Tapi manusia sangat mencintai makanan. Manusia lebih suka makan daripada lapar, maka untuk makan tak perlu disuruh-suruh. Tetapi untuk mau sengaja lapar, manusia harus dipaksa. Demikian juga pada kegiatan apapun lainnya. Sebagaimana hewan berkawin-kawin kapan saja dengan sesamanya, manusia pun melakukan perilaku dan budaya yang sama kalau Tuhan tidak memaksanya untuk melakukan akad nikah terlebih dahulu sebelum kawin.