Puasa Kematangan Sosial

Tetes, Ramadlan 26

Ada yang menafsirkan puasa Ramadlan adalah training untuk perbaikan watak manusia, mentalnya, akhlaknya, juga dengan demikian komitmen sosialnya. Sehingga dengan disiplin dan pengalaman puasa manusia menjadi lebih matang secara pribadi maupun sosial. Menjadi lebih luas pikirannya, lebih arif mentalnya, lebih dewasa budayanya, serta lebih mendalam rohaninya. Ketika mengalami bersama-sama sekian puluh kali Ramadlan, siapakah di antara kita yang menjumpai fakta di masyarakat dan ummat bahwa analisis itu benar adanya?